Friday, February 24, 2012

Kenangan atau Cinta Part 5 #Milana marah

"Ya.. kau tak bisa seenaknya begitu donk ! Jangan hanya karena aku sudah tak kuliah disana, kau bisa mesra-mesraan sama wanita lain disana. Dilatari dengan hujan pula. So romantic.

Haha. Bagus. Kali ini aku mengucapkan banyak-banyak terima kasih pada Maria yang telah menyampaikan gosip tentangku dan Pini kepada Milana dengan bumbu yang sempurna membuat kepalaku hampir meledak.

"Milana.. kenapa kau percaya begitu saja pada Maria ? Kau sendiri tau kalau Maria itu penyebar gosip sampah."

Ohh.. Milana maafkan aku membentakmu. Aku tak suka kau menuduhku seperti itu.

Diam. Hening tiba-tiba menyelimuti malam yang penuh bintang ini. Tak ada lagi kata-kata mesra dan manja yang terucap dari bibir Milana. Hanya gesekan sepatu kets ku yang terdengar pelan.

Ku lirik arloji di tangan kiriku yang tak pernah lelah berjalan mengitari angka-demi angka mengisi waktu. Pukul 7 malam. Ku rasa malam ini aku masih bisa mengajaknya nonton bareng atau makan malam seperti biasa. Tapi ternyata bibirku pun keluh untuk merayunya. Tidak. Untuk saat ini aku tak mau menjadi tak bersalah yang rela dituduh-tuduh demi kebaikan hubungan ini.

Ku lirik arlojiku sekali lagi. Sudah sepuluh menit Milana diam dengan memonyongkan bibirnya sedikit. Haha. Biasanya aku paling suka melihatnya manyun seperti ini lalu menggodanya hingga dia membalasku dengan cubitan kecilnya. Dan malam minggu kali ini terpaksa aku memilih untuk pergi dari hadapannya.

Milana diam. Aku tau butiran air mata yang seharusnya tak pernah aku tumpahkan kini menggantung di sudut matanya. Pelangi di matanya kini berganti mendung yang siap tumpah kapan saja. Malam semakin dingin, seperti sikapku padanya saat ini.

Biarlah. Ku pikir Milana sebaiknya aku diamkan sementara. Hubunganku dengannya bukannya baru sehari dua hari. Aku mengenalnya dengan sangat baik. Lalu.. ku langkahkan kaki menuju mobilku yang terparkir disana. Milana hanya diam dan aku tau saat itu butiran air matanya mulai membasahi pipi chubby-nya. Oh aku sungguh..

Well you've done done me and you bet I felt it
I tried to be chill but you're so hot that I melted
I fell right through the cracks
and now I'm trying to get back
Before the cool done run out
I'll be giving it my bestest
Nothing's going to stop me but divine intervention
I reckon it's again my turn to win some or learn some

I won't hesitate no more, no more

It cannot wait, I'm yours

Well open up your mind and see like me

Open up your plans and damn you're free
Look into your heart and you'll find love love love love
Listen to the music of the moment people dance and sing, we're just one big family
It's our God-forsaken right to be loved loved loved loved loved

So I won't hesitate no more, no more

It cannot wait I'm sure

There's no need to complicate

Our time is short
This is our fate, I'm yours 
(Jason Mraz - I'm yours)

"Jreng.."
Suaraku mulai mengisi malam yang tenang. Menyanyikan I'm yours milik Jason Mraz dengan gitar. Aku tak mengerti apa yang terjadi. Saat ku lihat butiran air mata itu makin penuh menyesaki mata Milana, aku bertekad menyatakan perasaanku sekali lagi pada Milana.

Kau tak menduganya, hah ? Kau pikir aku berjalan ke mobilku untuk meninggalkan Milana dengan tangisannya begitu saja ? Tidak, kawan. Aku berencana mengambil gitar bututku dan menyanyikan lagu ini lagi buat Milana. Menyatakan perasaanku sekali lagi dan hey..

"Berisik, kak Aria.."
Tiba-tiba saja Dena adiknya Milana keluar dari pintu rumah dengan membawa buku tebal yang sepertinya si, udah siap menimpukku.
"Eh.. Eh.."
Aku gelagapan sekaligus malu bukan main. Aku salah tingkah lagi.

"Maafin, kak Aria, Den.."
"Kau tau lah ini malam minggu. Hahaha.."
Makin tak jelas saja omonganku. Macam anak SD yang mencoba berbohong karena takut ketahuan nakal.

"Haha.. tapi Dena lagi ngerjain PR. Mengganggu, tau.."
"Kak Aria dan Kak Milana pindah ke taman aja, biar sekalian ngusir nyamuk-nyamuk disana. Hihihi."
Dena makin menggodaku saja. Aku makin tak bisa membalas.

"Huff.."
Aku menarik nafas pelan. Berusaha mencari cara agar Dena diam tapi..

"Yasudah, Den."
"Kakak pindah."
Milana menarik tanganku dengan cepat sambil menjulurkan lidahnya kepada Dena. Haha. Lucu sekali melihat kelakuan dua kakak beradik ini. Dena mengejar kami tapi keburu mama Milana menyuruhnya masuk ke dalam rumah. Haha.

~Di taman

"Aku.."
Aku mencoba memulai percakapan tapi aku bingung lalu memutus kata-kataku.

"Jreng.."
"I won't.."
Aku mencoba memetik gitarku sekali lagi. Berharap kali ini suaraku mampu seirama dengan suara gitar butut ini.

"Hahaha.."
"Sudah.. sudah, Ya.."
"Jangan bikin malam ini jadi turun hujan badai karena terganggu oleh suaramu."
"Benar kata Dena. Suara kau berisik benar. Hahaha."

Bias air mata Milana sudah pergi. Bisa ku lihat dengan jelas, matanya kali ini berbinar-binar dengan pipi yang memerah. Cantik benar.

"Yee.. kau tak bisa asal bilang kalau suaraku ini berisik, Milana."
"Boleh kau tes. Kau mau lagu apa ? Sini aku nyanyikan."

Aku tak mau kalah, kawan. Aku bisa bernyanyi. Tapi kalau soal kualitas suara ? Haha. Mari kita coba saja.

"Jreng.."
"Jreng.."

"Hahaha.."
"Hahaha.."

Milana tertawa dan tertawa melihatku. Dalam hati aku bersyukur, Milana bukanlah seorang wanita yang memendam rasa kesalnya terlalu lama dan keceriannya inilah yang dulu membuatku jatuh cinta.

"Milana, mau lagu apa kau ?"
"Capek tanganku cuma jrang jreng dari tadi."
"Atau lagu Jason Mraz lagi saja yaa ?"

"So I..."
"Sudah, Ya.."
Lagi-lagi nyanyianku terpotong. Tapi tatapan Milana kali ini jadi membuatku salah tingkah. Coba kau bayangkan, seorang wanita cantik nan anggun dan ceria sedang duduk di sampingmu lalu menatapmu dengan penuh cinta setelah sebelumnya menahan tangisan yang membuat kau sendiri tak tega melihatnya. Milana berambut hitam panjang, seringkali di gerai dan rambutnya jatuh dengan lembut mengikuti gerak langkahnya saat berjalan. Selalu tersenyum pada siapa saja yang di jumpainya. Tipe gadis yang anggun dan penuh cinta.

Milana pendiam tapi juga ramah. Mungkin terdengar aneh di telingamu tapi itulah Milana. Kalau harus ku bandingkan dengan Mia.. Aduh.. lagi-lagi aku teringat pada Mia. Bagiku Mia adalah kebalikan  dari Milana tetapi memiliki kepribadian yang agak mirip. Oh ya, satu lagi.. Milana itu manja. Tadi aku lupa menyebutnya. Hehe.

"Ya, maafin aku yang sempat tak percaya pada kau."
"Aku kenal Pini dan aku tau bagaimana rupa Pini."
"Aku cuma merasa agak takut karena Pini memang cantik."

"Ya, Mil. Lupakan."
"Sekarang mari kita bernyanyi lagi."
"Jreng.."
"Jreng.."
 Ku petik gitar ku sekali lagi lalu Milana dan aku mulai bernyanyi mengisi malam.

So I say a little prayer
And hope my dreams will take its there
Where the skies are blue, to see you once again... my love.
All the seas from coast to coast
To find the place I Love The Most
Where the fields are green, to see you once again... my love.

Say it in a prayer (my sweet love)

Dreams will take it there
Where the skies are blue (woah yeah), to see you once again my love. (oh my love)
All the seas from coast to coast
To find the place I Love The Most
Where the fields are green, to see you once again.... My Love.
(Westlife -My Love)



==Jakarta, Jumat 24 February 2012 16:32==
 ~Tikaa


No comments:

Post a Comment