Tuesday, July 12, 2016

Panduan Shalat Ketika Naik Gunung dan Travelling


shalat1
 "Barangsiapa meninggalkan shalat yang wajib dengan sengaja, maka janji Allah terlepas darinya."

Sebagai seorang pecinta keindahan, semakin lama perasaan kagum akan ciptaan Tuhan semakin membuat kita menyukai perjalanan. Kemana aja kaki ini ingin melangkah, pasti semangatnya menjadi sangat luar biasa.

Awal menyukai dunia travelling biar bisa meningkatkan rasa syukur kepada yang Maha Kuasa, lama-lama karena terlalu sibuk mengejar waktu biar ga ketinggalan moment tertentu atau karena sekedar cape, lama-lama mengabaikan sholat-pun jadi kebiasaan. Hayoo ngaku.. Hayoo.. Seringkah kalian meninggalkan sholat demi sebuah perjalanan? Jalan si udah kesana kemari, inget semua hal tentang tempat yang pernah di datangi, tapi hati masih terasa sepi? Sudahkah kau mengingat Tuhan hari ini?

Hey.. mau pake alesan "Kan lagi di jalan", "Kan mataharinya bentar lagi terbit", "Kan lagi mau summit", "Kan kotor", "Kan pasir semua", atau mau pake alesan apapun, tetep aja sholat itu WAJIB.

Sebagai seorang blog walking, awalnya gue ga sengaja nemu tulisan tentang Panduan Sholat Ketika Naik Gunung dan Travelling (ayoo di klik juga :D). Hmm.. Penting ni, gue harus tulis di blog gue juga. Hehehe.

Sebagai seorang muslim, shalat itu wajib dilakukan, dimanapun, dan dalam kondisi apapun. Orang yang meninggalkan sholat karena dilalaikan oleh urusan dunia akan celaka nasibnya, berat siksanya, merugi perdagangannya, besar musibahnya, dan panjang penyesalannya.



Nah, dalam Surat  An Nisa Ayat 101-103 juga udah dijelasin kalo waktu perang aja sholat ga boleh ditiinggalin, apalagi waktu jalan-jalan. Kalo terjemahannya bikin pusing, kalian bisa baca penjelasannya disini.

Nah.. Nah.. Kalo Surat Surat  An Nisa Ayat 101-103 dijelasin kalo sholat bisa di qashar atau di qodho, maka di Surat Al Maidah Ayat 6 dijelasin tentang tayamum. Masih bingung dengan terjemahannya? Mau yang lebih jelas? kalian bisa baca disini
Hmm.. Memang si, kadang kerena terlalu antusias atau karena sedang di perjalanan kita jadi bener-bener biasa mengabaikan sholat. Tapi, kawan.. Islam itu ga memberatkan kita. Selalu ada solusi untuk mempermudah kita dalam menjalankan ibadah. Yuks, sekarang kita ulas satu persatu.



1. Shalat di Kendaraan

Sholat yang dilaksanakan dalam perjalanan biasa disebut sholatus safar. Ketika sedang berada di perjalanan, semisalnya di bus yang membutuhkan perjalanan sehari semalam. Otomatis selama perjalanan kita akan melewati beberapa kali waktu shalat. Ga setiap kali waktu sholat bus akan berhenti atau mencari Masjid. Dan persediaan air di bus juga kayanya ga memungkinkan untuk wudhu'. Nah, kita bisa mengganti wudhu' dengan tayamum.
Media yang dapat digunakan untuk bertayammum adalah seluruh permukaan bumi yang bersih baik itu berupa pasir, bebatuan, tanah yang berair, lembab ataupun kering.
Tata cara tayammum :
– Membaca basmalah (Bismillahirrahmannirrahim)
– Meletakkan kedua telapak tangan kepada benda atau tempat yang berdebu bersih
– Kedua telapak tangan tersebut dihirup atau ditapukkan kemudian diusapkan ke muka
– Kedua telapak tangan, tangan kiri mengusap punggung telapak tangan kanan, dan sebaliknya tangan mengusap punggung telapak tangan kiri (ada pendapat sampai kedua sikut)
– Urutan dilakukan dengan tertib
– Shalat menghadap arah duduk
Jika di atas kendaraan mampu shalat sambil menghadap kiblat maka wajib shalat dengan menghadap kiblat, meskipun sambil duduk. Namun jika tidak memungkinkan menghadap kiblat, bisa shalat dengan menghadap sesuai arah kendaraan.
shalat2
Sebagian pendapat mengatakan, selain melaksanakan shalat ketika di kendaraan/pesawat untuk menghormati waktu shalat, setiba di tujuan wajib mengulangi (mengqadha) shalatnya.
Hm.. kalo menurut gue, seandainya memungkinkan maka akan lebih baik lagi jika kita sholat tanpa meng-qadha. Misal; di perjalanan dengan menggunakan kereta. Kita bisa menanyakan petugas kereta dimana restoran berada, numpang sholat disana, dan kalo bisa menghadap kiblat, tapi kalo ga bisa ya gapapa :D
Gue juga awalnya karena ngeliat ada petugas yang gelar kardus buat sajadah terus sholat. Nah, konsultasilah gue sama temen gue dan ternyata emang harusnya gitu. Jadi malu gue ketauan sholatnya belom bener. Hehehe..
Hmm.. Karena yaa.. sebagai seorang traveller, kebanyakan dari kita pasti lebih memilih naik kereta ekonomi yang duduknya empet-empetan karena murah. Nah, kalo ada yang tidur? Kalo yaaa.. bayangin aja deh kondisi kereta ekonomi gimana. Hahaha. Mau sholat juga jadi ga nyaman kan? Jadi lebih baik yaa cari restoran aja, numpang sholat disana, sekalian jalan-jalan sambil ngelurusin pinggang yang udah duduk berjam-jam :D
Note dari gue sebagai cewek ni, kita ga harus pake mukenah untuk sholat di perjalanan. Yang penting auratnya ketutup. Inget untuk selalu bawa kaos kaki ya!!! Kaki juga aurat. Kalo sholatnya hanya memungkinkan dilakukan dengan duduk; semisal di pesawat, inget sholatnya jangan lupa pake kaos kaki. Hehehe.

2. Shalat di Gunung

shalat4
Ada pendapat yang mengatakan bahwa berwudhu juga bisa dilakukan ketika masih menggunakan sepatu.  Praktek seperti ini memang telah diajarkan oleh Rasulullah SAW dahulu. Dan menjadi bagian dalam tata aturan berwudhu' terutama bila dalam keadaan udara yang sangat dingin.
Caranya sama dengan wudhu' biasa kecuali hanya pada ketika hendak mencuci kaki, maka tidak perlu mencopot sepatu, tapi cukup membasuh bagian atas sepatu dari bagian depat terus ke belakang sebagai ganti dari cuci kaki. Sepatu tetap dalam keadaan dipakai dan tidak dilepas.
Namun perlu diingat, sepatu yang digunakan haruslah yang menutupi hingga mata kaki dan bukan terbuat dari bahan yang tipis tembus air. Juga tidak boleh ada bagian yang bolong/robek.


3. Shalat menghadap kiblat

Ada beberapa cara menentukan arah kiblat :
shalat3
Ketika dalam pendakian, beberapa kondisi akan terjadi pada diri kita. Misalnya udara dingin, mengejar waktu agar tidak kemalaman tiba di camp, dis-orientasi arah dan persediaan air yang terbatas. Untuk menghadapi hal-hal seperti ini, Islam pun memberikan solusi agar tetap bisa menjalankan shalat.
– Dalam berwudhu, anggota badan yang wajib untuk dibasuh adalah wajah, kedua tangan hingga batas siku, mengusap sebagian kepala dan mencuci kaki hingga batas mata kaki. Masing-masing wajib dibasuh/diusap sekali saja. Kalau dua atau tiga kali sifat hanya sunnah. Namun bila kondisinya sangat dingin dan khawatir menyebabkan penyakit, maka boleh melakukan tayammum. Yaitu dengan menyapu wajah dan tangan dengan tanah/debu sebagai ganti dari wudhu.
Ketika hari masih terang, kita mudah menentukan arah kiblat. Namun akan menjadi kendala ketika malam hari atau ketika kondisi tertutup kabut tebal yang menutup cahaya matahari.
– Cara termudah gunakan kompas/GPS
– Lihat kalau ada kuburan, biasanya kalau Islam kuburannya menghadap barat. Di beberapa gunung di Jawa, di puncak gunung terdapat kuburan. Namun terkadang di kawasan tertentu di Jawa, kuburan ada yang menghadap utara-selatan.
– Perhatikan tumbuhan lumut yang banyak terdapat di gunung. Lumut biasa hidup di daerah yang minim mendapatkan cahaya matahari, oleh karena itu kebanyakan lumut akan hidup di daerah yang menghadap ke arah barat.
– Rasi Bintang Orion (Bintang Waluku/Bajak/Belantik) untuk arah Barat.
Ini adalah rasi paling mudah dikenali. Ciri khasnya adalah tiga buah bintang yang terang, saling berdekatan dan dalam satu garis lurus. Tiga bintang itu disebut sabuk orion. Satu garis yang menghubungkan tiga bintang itu bisa dijadikan petunjuk arah kiblat.

5. Shalat Jamak dan Qasar

Shalat fardhu boleh dijamak bila anda dalam keadaan safar/melakukan perjalanan. Mendaki gunung termasuk salah satu bentuk perjalanan yang bisa dijadikan dasar dari menjamak shalat. Shalat yang boleh dijama’ adalah shalat zhuhur dengan shalat ashar, dan shalat maghrib dengan shalat isya.

Ada pula yang namanya meng-qasar shalat. Cara melaksanakan shalat qasar dengan meringkas jumlah rakaat, misalnya shalat zhuhur, asar dan isya yang tadinya 4 rakaat di qasar/diringkas menjadi 2 rakaat.
shalat-di-kapal

6. Buang Air

Bisa dibersihkan dengan tisu basah. Kalo memungkinkan, ganti dulu pakaian dalam dengan yang baru karena memakai tisu basah kadang yaa gitu deh :D

7. Mimpi Basah

Dalam kondisi di gunung dengan udara yang sangat dingin sehingga untuk menyentuh air pun akan ‘mati beku’, maka tayammum bisa menjadi solusi. Karena tayammum itu bukan hanya mengangkat hadats kecil saja tetapi juga sekaligus hadats besar. Jadi tidak perlu mandi basah digunung yang nantinya hanya akan membuat sakit.
Intinya, selagi kita masih memiliki kesempatan untuk sholat, maka jangan pernah tinggalkan sholat. Karena sholat itu wajib dilakukan dalam keadaan apapun dan dimanapun. Orang sakit aja masih wajib sholat dengan duduk atau berdiri bahkan hanya dengan lirikan mata seandainya ga bisa menggerakkan semua anggota tubuhnya. Yang dalam perang pun wajib sholat. Kita yang masih kuat, kenapa masih berani meninggalkan sholat?
Mohon masukan seandainya ada yang kurang atau ada yang salah.
Mari sama-sama belajar dan saling mengingatkan agar jadi pribadi yang lebih baik lagi :D

Salam,
Tikaa

1 comment: