Monday, October 12, 2009

My Beloved Brother

Dear My Beloved Brother,

Saat kita bersama. Kau tak pernah mengeluh kepadaku. Kau hanya menulis surat dan memberikan boneka beruang kecil beserta kalung saat aku memutuskan untuk meninggalkan kota itu.

Aku tersentak membacanya. Kau bilang kau tak suka aku yang tak pernah mau berbagi padamu. Tapi kau juga bodoh. Apa kau emang ga tau aku ga suka boneka apalagi warna nya merah jambu.

7 tahun berlalu. Masih kudapati boneka itu didalam lemari pakaianku. Bukan ga ingin membawanya bersamaku. Bukan ga ingin mengingatmu selalu. Aku hanya ingat aku salah menanggapi suratmu waktu itu.

Berapa kali aku kasih tau. Aku udah sampai di kota itu. Bukannya aku juga udah telepon bahwa kita akan main bersama. Berapa kali aku coba pahami. Kau sibuk kerja dan baru melanjutkan kuliah. Tapi apa salah aku menginginkan kau datang kerumahku walo cuma buat nunjukkin muka.

Aku ga ngerti. AKu udah mencoba memahami. Apakah dengan aku bilang aku udah ga sendiri lagi itu artinya kamu udah ga bisa ada buat aku lagi ?

Kenapa semalam kau sms tanyakan dimana aku ?
Kenapa hal itu jadi mengganggu perjalananku ?
Kenapa saat aku tiba aku jadi ngerasa kangen banget ?

"Maaf, aku ga bisa nyempetin waktu buat ketemu karena bla..bla.."
Heii.. aku cuma ingin berbagi lagi. Kenapa jadi minta maaf ?

No comments:

Post a Comment