Tuesday, January 22, 2013

Pura-pura saja

Aku bisa berpura-pura ketika kau tak terlihat oleh mataku
Namun ketika kebersamaan kita membuatku selalu melihatmu
Saat itu juga aku bisa langsung mengakui
Ada yang sedang terjadi di dalam sini
----------------------------------------------------------------------------------------------

"Ga usah ganggu aku.."
Walau aku teriak atau membalas cubitannya, Andine masih saja melanjutkan aktifitas mencubiti kedua pipiku sambil tersenyum nakal. Merah-merah di pipiku semakin menjadi saat dia terlihat senang dan memandangi wajahku dengan senyum polosnya. Ku geser bangku tempat dudukku sekarang dan bersiap melangkah pergi.

"Aku menyerah.."
Ku ucapkan tanpa melihatnya lalu berlalu sambil mengangkat kedua tanganku.

Suara tawa Andine yang renyah semakin mengganggu pikiranku. Desir-desir rasa senang yang tak biasa semakin menguasaiku. Ah.. Andine sahabat Kak Mela dari kecil. Sudah seperti kakakku sendiri. Kadang-kadang aku suka curhat padanya. Namun seiring dengan waktu, kedekatan ini menjadi sesuatu yang berbeda bagiku. Ataukah ini hanya perasaanku saja ?

Aku pernah cerita pada Andine ketika aku naksir Ana teman satu les ku. Cewek cantik yang setiap hari mengusik kenyamananku dengan senyuman khas nya. Mungkin saat itu aku baru mengerti yang namanya rasa suka. Bahagia tak terkira yang semakin aku timbun untuk menghindari kecewa yang bisa terjadi tiba-tiba atau sedikit saja sikap Ana yang membuat aku melambung tinggi. Saat itu, Andine tertawa mendengar ceritaku yang baru saja masuk SMA. Sedangkan dia baru mulai masuk kuliah. Dan tak pernah sekalipun dia mendengar ceritaku tanpa mengacak-ngacak rambutku. Kebiasaanya itu membuatku semakin merasa dekat dengannya.

Pernah juga ketika dia mengenalkanku dengan pacar barunya, Bang Aga. Sekilas mereka terlihat sangat cocok dan bahagia. Tapi bagiku, dia tak semanis yang Kak Mela bilang. Dan bagiku, lebih baik Bang Aga ga pernah mengenal Andine. Kenapa ? Aku bahkan ga tau kenapa aku ga suka mereka jadian hingga saat ini ? Kenapa aku ga suka saat Bang Aga menggandeng tangan Andine atau melihat mereka tertawa bersama ?

Semuanya tak pernah aku sadari sama sekali hingga suatu ketika aku melakukan kesalahan besar. Bukan maksudku untuk mempermainkan mereka yang suka padaku. Aku bahkan ga pernah bilang iya untuk setiap kata manis yang mereka ucapkan buatku. Dan aku sekarang di cap player. Bahkan oleh Kak Mela dan Andine yang hanya tertawa melihatku di ceramahin Kak Mela.

Ku letakkan kepingan itu di sisi terjauh dari pandanganku. Berharap suatu ketika aku mampu memahami apa yang sedang terjadi pada hatiku. Berusaha agar nanti aku mengerti bahwa perasaan yang aku punya tak seperti yang sekarang aku duga. Aku hanya mengamini-nya. Menutup telingaku dengan bantal agar suara Andine tak terdengar sampai ke kamarku. Menutup mata dan mulai menciptakan sandiwara bahwa arti kamu hanya soal kedekatan saja.


---------------------------------------------------------------------------------------------------
Waktu terus berlalu seiring dengan kebersamaan yang kita lalui
Aku benci realistis, dimana aku harus berusaha menganggap seolah tak ada yang terjadi di hatiku
Aku benci melihatmu dengannya dan dengan kepura-puraanku seakan aku bahagia untukmu

Aku ga bisa menganggapmu kakak seperti dulu
Melanjutkan sandiwaraku hanya membuatmu semakin tak menyadari itu

Ketukan pelan yang kau ciptakan perlahan membuka mata hatiku
Namun senyumanmu selalu berkata aku selalu menjadi adik kecilmu



#Jakarta, 23 Januari 2013

No comments:

Post a Comment