Ketika cahaya mulai meredup dengan perlahan..
Keremangan mulai mengisi ruang ini..
Berbisik dalam diam dan merusak sisi otak kiri..
Mereka bertanya kenapa dan mengapa..
Tanpa bisa ku yakinkan, aku hanya menggeleng pelan atau menggangguk terpaksa..
Mereka berteriak mana jalan benar yang harus ku pilih..
Sementara aku terguguh sendiri melihat mereka memilihkan jalan hidupku..
Kamu siapa?
Masih dalam mimpi atau dunia nyata ?
Kenapa ga bisa membedakan yang mana rasa yang mana luka ?
Diamku bukan juga mengabaikan seolah semua ga pernah ada
Namun tersisip duka yang aku pahami tak berarti jika ku ungkap pada yang tak bisa merasa..
Kemudian..
Langkah ini berjalan lagi pelan..
Banyak kerikil tanpa dosa yang tertendang namun kembali di depan langkahku dengan tertahan..
Apa yang bisa ku gerakkan saat belenggu itu makin erat ?
Perasaan hina yang semakin pekat ?
Ataukah keterpurukkan yang mulai mendekat ?
Aku punya mata..
Aku juga punya hati..
Punya rasa yang bisa menentukan langkah ini walau seringkali jatuh seakan ga bisa berdiri sendiri..
Tapi cahaya itu menyilaukan mata lagi..
Menari-nari sementara aku terperosok ke jalan yang lebih kelam dari ini..
Dan..
Pikiranku berlomba-lomba untuk menyalahkan kalian..
Mencari-cari pembenaran dari diri agar rasa bersalah itu pergi..
Memejamkan mata seolah esok pagi ga datang lagi..
Dan..
Mungkin ada baiknya aku katakan kini..
Aku lebih memilih agar tak terlihat lagi..
~20121222
~02:31 AM
No comments:
Post a Comment