Papa dan mama bertengkar lagi. Suara-suara keributan mulai memenuhi ruang depan. Tak ada teriakan atau kata-kata kasar yang terlontar, hanya dentingan piring atau kaca yang terhempas dari tempatnya berada. Aku berusaha tidak mendengarnya, menutup telingaku dengan earphone dan menyalakan lagu dengan volume tertinggi. Berpura-pura seolah semua baik-baik saja dengan mengunci pintu kamarku rapat-rapat lalu merebahkan diri di atas kasur yang menungguku dari tadi. Ini bukanlah yang pertama kali dan aku selalu melakukan hal yang sama setiap kali hal ini terjadi.
Bertahun-tahun berlalu, tapi tak ada kejelasan hubungan di antara mama dan papa. Aku semakin tak terlihat di mata mereka. Hidupku pun mulai tak terarah. Mencoba menjadi seseorang yang tak menerima siapa saja dan berteman dengan music yang hampir selalu terdengar di telingaku. Tapi hari ini aku akan mulai hidup baru, rasanya kehidupan duniaku akan jauh dari suara dentingan kaca dan piring lagi. Hari ini, saat aku melangkah pergi menuju sekolah, seperti biasanya aku mengabaikan sekitarku. Melangkah tanpa tau akan ada yang terjadi pada hidupku dan aku selalu ditemani oleh earphone kesayanganku.
"Sreeeeeeet...... BRAKKKKK..."
Hanya suara itu yang aku ingat lalu semuanya menjadi gelap. Kebisingan di sekitarku seakan berdenging pelan dan tak mengubah keadaanku. Darah masih mengucur dari pelipisku, tangan kanan ku patah dan aku sama sekali tak bisa menggerakkan semua anggota tubuhku. Aku bahkan tak bisa menyentuh tubuhku lagi. Aku hanya bisa merasakan sebuah sentuhan di pundak kanan dan kiriku. Mereka bersayap indah dan tersenyum ramah, memberikan kedamaian di saat aku sendiri tak mengerti apa yang terjadi pada tubuhku.
Polisi mulai berdatangan, orang-orang berseragam putih-putih mengangkat dan membawa tubuhku kedalam sebuah mobil berwarna putih. Aku ingin menahan mereka, tapi aku sungguh tak bisa berbuat apa-apa. Aku bahkan tak bisa mengeluarkan suara sekecil apapun.
Mereka yang berdiri di samping kanan dan kiriku membawaku terbang jauh. Jaaauh.. hingga hanya cahaya terang menyilaukan mata yang terlihat di mataku. Mereka tersenyum lalu pergi menjauh dan aku kembali sendiri lagi.
Diatas sini, aku melihat satu catatan kecil yang masih kelihatan baru. Ku ambil pelan-pelan, lalu kubaca dalam hati.
~.......
~.......
Tidak, ternyata ini catatan perjalanan hidupku. Aku akan memiliki orang tua baru di dunia serba putih ini.
Tidak, aku tidak mau walaupun aku terlalu sering mengeluh tentang orang tuaku.
Samar-samar ku lihat dua sosok yang berjalan sambil bergandengan tangan ke arahku. Aku mengenalinya, karena mereka adalah dua sosok bersayap yang tadi menjemputku saat kecelakaan itu.
Punggungku sedikit-sedikit mulai terasa panas, seakan-akan sepasang sayap ingin keluar lalu mengajakku terbang tinggi meninggalkan papa dan mama.
Tidak.. mereka mulai dekat sekali denganku dan kurasakan sayap itu mulai bergerak-gerak dari punggungku.
Ku lihat sosokku dari air sungai yang mengalir di kakiku. Akuu.. aku benar-benar indah dengan sayap putihku..
Tangan mereka bergerak-gerak berusaha menggapaiku disini. Aku menjerit namun tak terdengar apa-apa. Sedikit lagi, sedikit lagi mereka mampu menyentuh tanganku. Aku...
Tidaaaak..
Tidaaaak..
Aku menjerit lagi dengan sekuat tenaga, tapi yang kudapat hanyalah bentakan dari mama, karena ternyata aku hanya mengalami bunga tidur.
~Hehe
No comments:
Post a Comment