Hai kamu..
Mau temenin aku ngopi bentar ? Ya sekalian berbagi rahasia sedikit.
Apa ? Kamu ga tau aku ini siapa ?
Haha. Wajar si, aku ini memang si invisible. Seorang pahlawan yang cuma bisa sembunyi-sembunyi. Yang baru melepas jubah rahasia yang dipinjamin Harry Potter jika Supermen atau Batman sudah kalah.
Kamu masih ga menyadari siapa aku ? Aku juga seringkali menjadi pemeran pengganti di beberapa film dunia.
Tapi ya sudahlah.. yang penting kamu tau aku ga mau invisible kalo di depan kamu.
Hey.. aku juga ga biasa mengacungkan jari saat mereka semua berlomba terlihat di depan media.
Aku juga ga pernah merasa menggunakan barang mewah sehingga mata-mata mereka dapat melihat itu adalah kewajiban yang harus ada.
Aku lebih suka seperti ini.
Kamu keberatan ? Kalau kamu memang merasa keberatan, aku bisa menyihirmu agar kamu dapat melupakan apa yang terjadi hari ini.
Atau mungkin juga dengan ramuan yang lain.
Tapi jelas tidak dengan ramuan yang membuatmu menyukai aku.
Haha.. aku memang bodoh. Tapi karena itu lah kamu bisa mengenalku.
Berapa lama kita saling mengenal ?
Ooops.. maaf aku salah.. maksudku berapa lama aku mencari sela agar bisa mengenalmu.
Oke.. kamu ga perlu bilang kalo kamu ga pernah liat aku sekalipun.
Karena memang aku yang selalu memandangimu dari jauh dengan ketidakberadaan diriku di matamu.
Aku melihat loh.. saat dia mencoba untuk mengenalmu lebih jauh
Mungkin saja saat ini ternyata kamu memang telah memilihnya
Tapi bukan berarti aku harus menghilang meskipun aku ga berarti apa-apa
Karena aku juga tau aku ga akan bisa lama-lama menampakkan wujudku di hadapanmu.
Kau lihat mentari sore yang mulai beranjak meninggalkan singgasananya ?
Pernahkah sekali kau menyapa kedatangannya ?
Menyadarinya bahwa dia telah menerangi harimu dengan senyumannya ?
Atau sang awan putih yang tinggi disana ?
Sadarkah kau bahwa dia berusaha menutupi mentari agar kau nyaman di bawahnya ?
Atau saat sang awan menangis membasahi bumi ketika kau tak sedikitpun menoleh saat dia berhasil menutupi sang mentari ?
Aduh.. harusnya aku tak boleh berkata seperti ini tentang mereka
Karena aku sungguh tak pantas dibandingkan dengan mereka
Maafkan aku awan,
Maafkan aku mentari,
Aku hanya agak sedikit iri
Kenapa aku ga bisa bersikap sekuat kalian saat aku merasa sendiri
Dan maafkan aku wahai kamu yang mencoba mencerna kata-kataku,
Seperti yang ku bilang di awal kita bertemu,
Aku hanya ingin kau menemaniku minum kopi sambil berbicara tentang rahasiaku
Baiklah,
Sebentar lagi sang mentari harus pergi dari singgasananya
Aku harus menyimpan cahayanya agar bisa kembali aku sebarkan di esok pagi
Aku juga harus menebarkan sedikit rona jingga saat aku menyimpan cahayanya dari muka bumi
Aku..
Aku ingin seperti mentari,
Pagi tersenyum menyambut kedatangannya yang menghangatkan dan menerangi
Sore menangis dengan warna jingga saat melepas dia pergi
Aku..
Aku hanyalah makhluk yang berusaha, keajaiban itu ada pada diriku
Tak apa,
Terima kasih sudah menemaniku minum kopi sore ini
Aku tak bisa bicara banyak, karena hari semakin sore
Tak apa,
Tak apa jika aku masih belum terlihat di matamu
Aku akan menunggu hingga sayapku bisa tumbuh
Mungkin sekarang aku hanya ulat kecil yang berjalan lemah di atas daun pohon di sebelah teras rumahmu
Kau pasti ketakutan atau bahkan membunuhku kalau aku berusaha mendekatimu lebih jauh
Tapi, terima kasih teman..
Untuk saat ini aku ingin kita berteman dulu,
Sebentar lagi aku akan makin ga kelihatan karena masa hibernasiku di dalam kepompong akan segera datang..
Lalu saat aku kembali memintamu meminum kopi di sore yang lain,
Kau akan terpesona akan keindahan diriku..
Atau mungkin kau akan mulai mencintaiku..
Mencintai aku seorang putri kupu-kupu yang belum terlihat karena di lempar ke bumi dalam wujud ulat kecil
Baiklah,
Waktuku sudah habis..
Sudah saatnya rembulan bertugas..
Semoga kelak kau bisa mencintaiku..
Aaaamin..
No comments:
Post a Comment