Deg.. pertanyaan mendadak itu seketika membuat hatiku bergetar. Mukaku langsung bersemu merah, mengirimkan signal-signal untuk mencari alasan ke otakku.
Aku ga berani menatap mukanya. Dia duduk tepat di sebelah kananku. Posisi yang sangat dekat menurutku, karena selama ini aku ga pernah duduk berdekatan dengannya.
Aku memejamkan mata berharap ini semua mimpi. Mataku mulai berkedap-kedip mencoba membedakan yang mana mimpi dan yang mana kenyataan.
Dia mengambil buku catatanku. Buku yang sedari tadi aku tulisin dengan tulisan yang di catatkan Rida di papan tulis. Aku membiarkannya. Membiarkannya karena aku ga tau harus berkata apa.
Aku ga tau apa yang dia lakukan dengan buku catatanku. Yang aku tau, tadi aku sedang berkumpul dengan teman-temanku. Bercanda. Tertawa dan bercerita apa saja. Dia tiba-tiba membubarkan teman-temanku. Tidak. Lebih tepatnya dia mendatangi mejaku dan membuat teman-temanku kembali ke bangku masing-masing.
Ya. Dia ketua kelas disini. Dan dia berhasil menguasai kelas kali ini.
Dia duduk di bangku sebelah kananku yang kosong. Lalu secara langsung berkata seperti itu. Aaah.. kenapa hatiku jadi ga karuan begini. Kemana diriku yang selalu membantah dirinya ?
Saat kesadaranku kembali datang. Dia tersenyum lembut kepadaku. Menyerahkan buku catatanku sambil menyentuh pelan rambutku dan aku cuma terdiam.
"Aku ga suka rambut kamu yang bergelung kebawah kayak gini."
Dia mengatakan itu ? Aaah apa pedulinya dia dengan rambutku ? Aku memang berencana memotong rambutku kok. Aku mencibir pelan. Dia menoleh sekali lagi dan aku buru-buru memalingkan muka dari punggungnya.
Ku buka buku catatanku. Mulai untuk mencatat lagi tapi..
"Apa kamu benar-benar suka sama aku ?"
Ih.. aku kesal bercampur senang. Kenapa juga harus nulis seperti itu di buku catatanku ?
Aku ga mempedulikannya. Aku menyobeknya sebelum ada teman-teman lain yang membacanya. Lalu aku.. aku menyimpan kertas robekan itu saat dia kembali duduk di sebelahku.
"GR SEKALI."
Kuserahkan kertas itu.
Dia tersenyum dan menulis berkali-kali. Aku membalasnya sambil tersenyum juga. Sampai akhirnya kertas itu penuh dan kami cuma bisa tertawa.
Dia mengambil buku catatanku lagi.
"Hey.. jangan coret-coret di buku catatanku. Catetin aja donk."
Aku pura-pura ngambek.
Dia cuma diam dan menuliskan sesuatu di buku catatanku. Aku ga mengerti apa yang dia tulis. Lama. Aku menunggu lama. Dan ternyata dia meneruskan catatanku.
***
You became someone so close
That person I could trust
Why did it end up this way?
What happened to the both of us?
I, I'm tearing up inside
I'm on a rollercoaster ride
Thinking of those memories
How your touch was so soft
Your eyes, they were so green
I would have never known how much
You'd come to mean everything to me
[Chorus:]
Virginia is for lovers
And I wonder where do all the others go
And your heart belongs to another
And I'm leaving
Virginia is for lovers anyway
No matter how long were apart
I find it hard to let go
I'm sitting here so restless
Time is moving so slow
I hate that I'm looking back
Reminiscing on photographs
You were like my other half
We were perfect on our own
Then everyone came back
Got harder to get you alone
See the hurting on my face
You were looking the other way because...
(Jordin Sparks - Virginia just for lovers)
***
Sekian tahun berlalu. Aku pernah bilang "Aku suka kamu".
Dan sampai sekarang tak pernah sekalipun dia bilang suka aku. Dia selalu ada di sampingku walaupun jarak yang membuat kami semakin jauh.
Lagu itu terus bersenandung mengingatkanku akan dirinya.
Aku memegang amplop merah jambu dengan pita di luarnya.
Ku baca berkali-kali. Tertulis nama Putra dan Mega.
Aku cuma bisa menghela nafas. Ternyata saatnya sudah tiba. Saat dimana aku harus melempar semua kenangan itu ke tempat sampah.
Harapan semu. Penantian kosong atau hanya aku yang bodoh ?
Bukankah cuma aku yang menyimpan rasa hingga 6 tahun ini ? Bukankah aku juga tau kalau Mega selalu berada disisinya saat aku ga ada ?
Bukankah.. Bukankah.. ??
Aku menghentikan celotehan panjangku. Mematikan lagu yang ku putar sejak tadi malam.
Pagi ini Putra dan Mega akan menikah. Sejam lagi acara akan dimulai.
Ku ambil gaun yang sudah ku siapkan sejak seminggu yang lalu. Ku tatap wajahku di depan cermin.
"Cantik."
Aku bergumam puas. Ku ambil tas jinjingku dan melangkah keluar kamar.
Hari ini Mega dan Putra akan menikah. Mega yang merupakan sahabat terbaikku. Putra yang merupakan cinta pertamaku.
Aku bahagia.
Aku sungguh bahagia.
Sinar mentari pagi menyilaukan mataku. Awan berarak mengiringi langkahku. langit biru meneduhkanku.
Yaa.. kan ku buang semua masa laluku dan ku simpan rapat-rapat rahasiaku dengan Putra.
"Brrrmmm.. brrrmm.."
Mobil mulai berjalan pelan meninggalkan rumahku. Sama seperti aku yang harus meninggalkan kenangan masa lalu itu.
***
No comments:
Post a Comment